Teman Seperjuangan


Kami sudah menikah hampir 2 tahun dan belum memiliki keturanan. Mondar mandir pengobatan sudah di jalanin. Ditanya sama keluarga besar atau tetangga atau teman kuliah atau temen kerja pasti dong :)
Biasanya mereka yang tidak mengerti tentang bagaimana sensitif nya pertanyaan :
Belum punya anak?
Sudah hamil?
Lagi hamil ya?

Well, kita harus pandang itu sebagai hal positif, biasanya hanya kami jawab aamiin, doain aja..
Curhat dengan teman yang sudah memiliki anak malah kadang bikin jleb.
A : udah ga usah dipikirin kapan hamilnya, puas-puasin dulu pacaran berdua
Me : iya sih..
A : kalo masih berdua enak masih bisa jalan-jalan, beli ini itu. kalo dah punya anak mahal. apa2 mahal.
Me: *tersenyum* "oo gitu ya :) (*sambil itung biaya konsul SPOG, obat kesuburuam, HSG, biaya rencana bayi tabung@_@)
Hello, biaya program hamil tidak kalah mahal dengan sekolah anak-anak. Kami pun rela mengeluarkan berjuta-juta bahkan berpuluh juta untuk program hamil, perlu di catat bahwa asuransi di Indonesia tidak ada yang mencover pengobatan untuk program hamil atau fertilitas. Dan tentu saja untuk berapa lama pengobatan ini tidak pasti, semua bergantung pada masing-masing dan tentu saja Allah yang maha mengabulkan doa-doa kita.

Kalau mau intip berapa biaya program hamil :
1. Konsul SPOG + USG= Rp. 300,000 - 400,000 ( USG bukan ada janin, tapi kami USG karna mau cek sel telur)
2. Obat  kesuburan Rp. 700,000-1,000,000 (biasanya tuk 1 bulan, kadang obat blum habis dateng lagi ke dokter pas hari Mens ke 2.
3. HSG (tuk cek saluran tuba) Rp. 1,100,000 - 1,500,000
4. Tumor marker (tuk saya yang problemnya kista) =Rp. 1,200,000
5. Suntik hormon 700,000 x 5 hari (dari mens 1 sampai mens ke 5)
6. Bayi tabung 37jt-90jt (ini dari hasil blogging dan tanya sana sini)

Mereka yang tidak mengalami program hamil panjang seperti kita akan sulit memahaminya, makanya aku akhirnya coba mencari teman seperjuangan.

Yup..Temen baru yang menjadi dekat karena memiliki problem yang sama, malah saling support dan saling berbagi info.


Makanya saya setuju dengan quote nya Alodita, "carilah teman curhat yang mengerti kamu.Curhat yang salah tempat bisa-bisa bikin down."

ada banyak blog-blog TTC dan IVF Journey yang bisa membuat kita tidak sendiri, ternyata Allah memberikan ujian tidak hanya kepada kita.
Aku mulai ikut grup promil yang ketemu di web, lalu ada pertemuan dengan teman baru di social media yang juga sedang ikhtiar memperoleh keturunan. Akhirnya juga ikut grup KIH (Kami Ingin Hamil).
1. Promil (ketemu di www.ibuhamil.com), rata-rata umur 20-32. Aku berasa tua di grup ini haha..
Domisilinya lumayan beragam ada Medan, Palembang (me), Jakarta, Bandung, Malang, Samarinda.


2. Kami Ingin Hamil, di invite temen baru ketemu di social media. Rata-rata umur 30-44. Nah disini jadi ngerasa masih muda. Domisili juga beragam, malah ada WNI yang di Jepang dan Singapore.



3. Join grup FB Bayi Tabung, sekarang di setting private jadi mungkin member baru harus di rekomendasikan dari member yang sudah join. Disini beragam ada juga dari klinik fertilitas yang memberikan info dan ada juga yang sharing pengalaman bayi tabung mereka.



4. WA group TRUeMATe
Nama Truemate ini singkatan kami berenam. Kami tidak sengaja bertemu di WA group, awalnya mungkin ketemu di FB Bayi Tabung Club dan sesama domisili Palembang. Usia kami berbeda, problem kami berbeda, namun harapan dan doa kami sama, yaitu menjadi seorang ibu. Ditambah kami sama-sama tidak lagi bekerja (walo ada bisnis sampingan), setelah menikah ikut dengan suami ataupun memutuskan resign demi program hamil agar tidak terlalu lelah dan lebih fokus. Dan pada akhirnya kami sama-sama merasakan waktu menunggu hamil yang lama dan terlihat membosankan karena kami tidak bekerja lagi. Akhirnya setiap 3 bulan kami bertemu di mall PTC, karena salah satunya memiliki butik di PTC.


4. Gooling blog TTC, misal nya alodita's blog  (ini adalah salah satu blog success story IVF) mungkin tidak harus selalu cari yang succes, karena kita bisa belajar dari kegagalan orang. Bisa belajar persiapan bayi tabungnya atau belajar bagaimana mereka handle the failed. Yup, setiap orang pasti  bahagia karena menang, tapi sedikit orang bisa menerima kegagalan dengan hati lapang.

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laparoskopi

Penantian kami

Promil ke #2 Suntik Hormon & Inseminasi